Sabtu, 29 Mei 2010

Hubungan Dunia dengan Daun Kelor

Dunia memang tak selebar daun kelor. Kenapa saya mengawali tulisan saya malam hari ini dengan kalimat seperti itu?? Yah, dunia memang tak selebar daun kelor. Tapi dunia lebih lebar dari daun kelor. Lalu, begitu pentingnyakah menghubung-hubungkan dunia dengan daun kelor???

Kalau saja dunia memang tak selebar daun kelor, pasti aku tak perlu ngekos untuk kuliah. Lumayan tuh, bisa hemat 3 juta-an pertahun. Tak perlu mengalami siksaan-siksaan anak kos (lebay mode=on). Gak perlu merasa kelaparan karena males beli makanan. Gak perlu ngitung pengeluaran tiap bulan. Gak perlu ngerasa kangen sama orang tua (hiks…ini yang paling menyiksa)…

Kalau saja dunia tak selebar daun kelor, pasti aku akan bertemu denganmu setiap hari, setiap waktu. Tak perlu lagi dipisahkan oleh jarak yang hanya beberapa ratus meter ini setiap hari. Tak perlu lagi dipisahkan oleh dinding kaca setiap rabu pagi. Tak perlu lagi mencari-cari bayanganmu untuk sekedar mengobati kerinduanku. Tak perlu lagi merindukan senyummu yang sebenarnya tak terlalu manis itu. (huh…mulai lagi deh ni…)

Dan akhirnya saya pun mencoba untuk kembali ke dunia ini dan mencoba untuk realistis…
Kalau saja dunia tak selebar daun kelor, YA GAK AKAN MUAT LAH!!! Hahahaha… Emangnya mau ditaroh dimana 5 milyar manusia ini (eh, sekarang berapa milyar sih???). Mo ditumpuk-tumpuk diselipin selai kaya pancake? (Saya becanda, jangan dilemparin sepatu ya???)…
Kalau saja dunia tak selebar daun kelor, ya mungkin gak bakalan ada gedung-gedung kuliah, gedung-gedung bioskop, mall-mall, apalagi lapangan bola, lapangan bulutangkis, lapangan golf, dan juga laut (makin stress aja ni yang nulis)…

Kalau saja dunia tak selebar daun kelor, dan setiap hari aku bisa bertemu denganmu, mungkin tak ada lagi rindu yang membuncah menjadi bahagia yang teramat sangat seperti saat sesekali kita bisa bertemu seperti ini. Tak ada lagi romantisme yang diciptakan oleh dinding kaca C106 setiap rabu pagi. Tak ada lagi perasaan salah tingkahku ketika kau memanggilku dan mensejajari langkahku. Tak ada lagi pesan singkat yang membuatku tak bisa tidur sampai pagi… Dan mungkin, aku tak bisa lagi menutupi muka merah-unguku yang sedikit lucu ini(aku bilang cuma sedikit…jangan protes!!!) ketika tersenyum-senyum mengingatmu…

Dan akhirnya, dunia memang tak selebar daun kelor… Dunia memang lebih lebar dari itu. Agar kita bisa menikmati laut. Menikmati pertandingan sepak bola. Menikmati sejuknya padang hijau. Menikmati kerlip bintang yang jarang. Juga menikmati kerinduan…
Tetapi, masih timbul satu pertanyaan yang sangat mengganjal di benak saya.

EMANGNYA DAUN KELOR ITU SEGEDE APA SIH?????!!!!
(ngumpet ah…takut dilempar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar