Sabtu, 29 Mei 2010

Berpikir Sambil Bermimpi

Sudah setengah jam lebih mengutak-atikmu. Dari tadi aku hanya membuka dan meng-close Ms. Word berkali-kali tanpa menuliskan apa-apa. Tak ada ide yang melintas. Apa mungkin karena aku sedang kesal. Pikiranku sedang sangat kacau. Terlalu banyak jadwal kosong di tengah-tengah, sementara tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah. Ditambah lagi kemungkinan bahwa aku harus ikut melakukan sesuatu yang sama sekali tidak aku sukai. Apa aku terdengar cukup menyedihkan sekarang???

Ingin sekali mengisi waktu dengan jalan-jalan, pergi membeli sesuatu yang sudah lama kurencanakan, atau apa saja. Tetapi, tetap saja semua butuh uang. Dan aku ingin tetap mengusahakan agar saving-ku tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Tidak boleh berkurang. Tetapi, menjalani hari tanpa ada yang bisa kukerjakan atau mengerjakan sesuatu yang sama setiap harinya sangatlah membosankan.

Cukup dilematis. Setidaknya untukku. Kalau dianggap membesar-besarkan masalah juga terserah. Aku tak keberatan. Inilah aku. Seorang melankolis-plegmatis. Yang katanya memikirkan sesuatu dari sisi seriusnya. Tidak seperti tipe sanguinis yang katanya selalu ceria dan tidak seserius seorang melankolis. Ah… sudahlah. Membicarakan tipe-tipe temperament versi hypocrates ini juga membuatku sakit hati.

Dan entah kenapa tiba-tiba perutku terasa perih. Perih tanda lapar, bukan tanda sakit. Sepertinya ia ikut bekerja keras mencerna makanan untuk menghasilkan energy yang sangat besar yang sekarang dibutuhkan oleh otakku.

Mari mulai berpikir akan mengerjakan apa esok hari. Tiba-tiba kuliah diliburkan. Aku sedang bosan membaca apapun. Entah novel, komik, buku motivasi, apapun itu. Aku sedang tak punya stok film untuk ditonton. Aku sedang sangat tak ingin mengeluarkan uang untuk jalan-jalan. Aku bahkan tak punya ide untuk menulis. Aku belum mempunyai minat untuk memikirkan sebuah outline. Dan wifi kampus juga sedang mati.

Hmmm… Marilah kupikirkan sambil bermimpi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar